Kericuhan Sidang Razman Vs Hotman Paris: Mahkamah Agung Diminta Ambil Tindakan Tegas

Insiden kericuhan yang terjadi dalam sidang kasus pencemaran nama baik antara Razman Arif Nasution dan Hotman Paris Hutapea di Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada Kamis, 6 Februari 2025, memicu kekhawatiran terkait kesakralan lembaga peradilan. Anggota Komisi III DPR RI, Rudianto Lallo, mendesak Mahkamah Agung (MA) untuk mengambil langkah tegas guna menjaga marwah dan kehormatan lembaga peradilan.
Mahkamah Agung Diminta Jaga Marwah Peradilan
Menurut Rudianto, insiden kericuhan ini jelas merusak kesakralan pengadilan yang harus dijaga. Ia menegaskan bahwa hakim memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keadilan, baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, pengadilan harus tetap dihormati dan dihargai sebagai lembaga sakral yang tidak boleh dipermainkan.
“Kenapa? Karena hakim ini, lembaga perlindungan ini, adalah lembaga sakral yang harus dijaga kesakralannya. Hukuman bagi orang yang bersalah atau tidak bersalah adalah keputusan hakim, di bumi yang menentukan adalah hakim, sedangkan di akhirat itu Tuhan,” ujar Rudianto saat memberikan pernyataan kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Jumat, 7 Februari 2025.
Dugaan Ketidakadilan dalam Sidang
Rudianto juga mengungkapkan dugaan adanya ketidakadilan dalam sidang tersebut yang mungkin menjadi pemicu kericuhan. Salah satu isu yang menjadi sorotan adalah perdebatan mengenai apakah sidang seharusnya dibuka atau ditutup. Menurutnya, dalam kasus tindak pidana yang tidak melibatkan kesusilaan, sidang seharusnya dibuka untuk umum agar masyarakat dapat mengawasi jalannya sidang dan mencegah adanya penyimpangan yang tidak adil oleh majelis hakim.
“Jika itu bukan kasus kesusilaan, sidangnya seharusnya dibuka agar publik dapat mengakses, melihat langsung, dan mengontrol apabila ada penyimpangan atau tindakan tidak adil yang dilakukan oleh majelis hakim,” terang Rudianto.
Tindakan Tegas Dibutuhkan untuk Menjaga Kehormatan Pengadilan
Sebagai anggota DPR yang juga bermitra dengan kekuasaan yudikatif, Rudianto meminta Mahkamah Agung untuk segera mengambil langkah tegas guna menanggapi kericuhan tersebut. Ia berharap agar Ketua Mahkamah Agung, Sunarto, segera mengambil tindakan yang dapat menjaga marwah, kewibawaan, dan kehormatan pengadilan.
“Ketua Mahkamah Agung, Pak Sunarto, harus mengambil langkah-langkah tegas untuk menjaga marwah, kewibawaan, dan kehormatan pengadilan,” pungkas Rudianto.
Kesimpulan
Kericuhan dalam sidang Razman Arif Nasution dan Hotman Paris Hutapea memunculkan peringatan serius terkait kesakralan lembaga peradilan. Mahkamah Agung diminta untuk bertindak cepat dan tegas untuk menjaga kehormatan dan kewibawaan pengadilan demi kepercayaan masyarakat terhadap sistem hukum yang ada.