Mengapa Konten Receh Menjadi Viral? Memahami Fenomena Humor di Era Digital

Di dunia maya, konten yang terkesan remeh, receh, dan tidak penting sering kali menjadi viral dan memicu kehebohan besar. Fenomena ini berhubungan erat dengan selera humor masyarakat yang beragam, dengan banyak orang menikmati jenis humor yang sederhana namun menghibur. Konten receh yang viral sering kali menjadi pintu bagi para pembuat konten untuk meraih popularitas, bahkan menjadi selebritas media sosial dan tamu acara televisi. Meskipun demikian, ada aspek positif yang perlu diperhatikan, yaitu kemampuan mereka untuk membuat orang merasa bahagia.
Banyak orang percaya bahwa untuk menjadi viral dan terkenal, seseorang harus melakukan hal-hal bodoh yang dapat menarik perhatian banyak orang. Tingkat literasi masyarakat sering kali mempengaruhi bagaimana mereka merespons humor, dengan selera humor yang lebih sederhana lebih populer di kalangan mereka yang tidak terlalu kritis dalam menilai konten. Inilah yang menyebabkan konten-konten seperti ini cepat viral dan menghibur banyak orang.
Humor Dolar vs Humor Receh: Perbedaan Selera Humor
Dalam kehidupan sosial modern, terdapat dua jenis humor yang populer: humor dolar dan humor receh. Humor dolar merujuk pada orang yang tidak mudah tertawa dengan lelucon sederhana dan lebih memilih humor yang lebih cerdas. Di sisi lain, humor receh digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang mudah tertawa terhadap hal-hal yang bahkan tidak lucu sekalipun. Hal ini mencerminkan perbedaan selera humor antara individu, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pendidikan, kecerdasan, dan lingkungan pergaulan.
Meskipun humor receh mudah viral dan diminati oleh banyak orang, ada keprihatinan bahwa konten semacam itu sering kali tidak memberikan manfaat yang berarti. Banyak konten edukasi atau yang menginspirasi tenggelam di bawah derasnya arus konten viral yang terkadang hanya menghibur tanpa memberikan nilai tambah.
Mengapa Humor Receh Dapat Membuat Orang Tertawa?
Achmad M. Masykur, dosen Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, menjelaskan bahwa masyarakat yang lelah dengan rutinitas dan tekanan hidup cenderung mencari hiburan yang ringan dan mudah dicerna. Humor receh yang tidak memerlukan pemikiran mendalam menjadi pilihan yang tepat untuk mereka yang ingin bersantai sejenak. Dalam hal ini, humor yang mudah dipahami seperti “begitu syulit lupakan Rehan” atau “to ganjel to” menjadi favorit banyak orang karena dapat menghibur tanpa membutuhkan banyak usaha.
Algoritma Media Sosial dan Pengaruhnya terhadap Popularitas Konten Receh
Platform media sosial turut berperan besar dalam penyebaran konten receh. Algoritma media sosial membuat konten viral lebih mudah tersebar luas, bahkan jika konten tersebut tidak memiliki nilai edukatif atau inspiratif. Warganet sering kali merasa terdorong untuk mengikuti tren viral agar tidak ketinggalan informasi, dan ini meningkatkan kemungkinan suatu konten menjadi semakin populer.
Namun, meskipun konten receh memiliki daya tarik yang kuat, perlu diingat bahwa popularitasnya bukanlah jaminan bahwa konten tersebut berkualitas atau bermanfaat. Misalnya, penggunaan kata-kata yang kasar seperti “anying” dalam konten viral dapat dianggap sebagai normalisasi perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku.
Selera Humor dan Faktor Pembentuknya
Selera humor seseorang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk usia, pendidikan, kecerdasan, kepribadian, perspektif, dan lingkungan pergaulan. Berikut adalah beberapa faktor yang berperan dalam membentuk selera humor seseorang:
-
Usia: Anak-anak cenderung memiliki selera humor yang lebih sederhana, seperti tertawa saat diajak bermain “ciluk baa”. Namun, seiring bertambahnya usia, selera humor mereka berkembang menjadi lebih kompleks. Di sisi lain, orang lanjut usia sering kembali menikmati humor yang lebih sederhana.
-
Pendidikan: Pendidikan yang baik membentuk kemampuan berpikir dan menganalisis seseorang, termasuk dalam hal humor. Seseorang dengan pendidikan tinggi lebih selektif dalam menerima humor dan memilih lelucon yang cerdas dan bernilai.
-
Kecerdasan: Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki kecerdasan tinggi cenderung menyukai humor yang lebih tajam, seperti dark humor atau humor yang mengandung kritik sosial. Mereka memiliki kemampuan untuk merespons humor dengan cara yang lebih cerdas dan emosional.
-
Kepribadian: Kepribadian seseorang mempengaruhi jenis humor yang mereka nikmati. Misalnya, orang yang lebih terbuka dan berani mungkin menikmati humor yang lebih kritis dan satir, sementara orang yang lebih sensitif cenderung lebih suka humor yang aman dan tidak menyentuh pihak tertentu.
-
Perspektif: Perspektif seseorang terhadap humor juga berperan penting. Seseorang dengan perspektif positif mungkin dapat tertawa meski sedang dicemooh, sementara seseorang dengan perspektif negatif mungkin akan merasa tersinggung.
-
Lingkungan Pergaulan: Lingkungan sosial juga mempengaruhi selera humor seseorang. Di kalangan masyarakat dengan tingkat literasi tinggi, humor cerdas lebih dihargai, sedangkan di masyarakat dengan literasi lebih rendah, humor yang lebih sederhana atau bahkan receh lebih populer.
Dampak Positif Humor
Meskipun humor receh sering dipandang sebelah mata, humor secara keseluruhan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Tertawa dapat menurunkan tekanan darah, merilekskan otot, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering tertawa lebih produktif dan lebih baik dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu, humor dapat dianggap sebagai kebutuhan dasar manusia yang penting untuk kesejahteraan hidup.
Kesimpulan: Humor dalam Kehidupan Sehari-hari
Humor adalah elemen yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Tidak peduli apakah itu humor receh atau humor cerdas, keduanya memiliki tempatnya masing-masing dalam masyarakat. Untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat, baik secara fisik maupun mental, penting untuk menyeimbangkan antara konten yang menghibur dan konten yang memberikan nilai edukatif. Selera humor yang beragam akan terus berkembang, dan yang terpenting adalah menggunakan humor untuk menyegarkan suasana dan menjaga kebahagiaan kita.